IP Statis dan DHCP: Memahami Cara Komputer Berkomunikasi

🔍 Bagaimana Perangkat Bisa Terhubung ke Jaringan?

Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana komputer, HP, atau printer di rumah bisa terhubung satu sama lain dan mengakses internet? Jawabannya ada pada alamat IP (Internet Protocol).

Alamat IP adalah alamat unik untuk setiap perangkat di jaringan, seperti alamat rumah. Tanpa alamat ini, data tidak tahu harus dikirim ke mana.


🎯 Dua Cara Perangkat Mendapatkan Alamat IP:

1. IP Statis (Manual – Alamat Tetap)

Bayangkan kamu punya kantor, dan setiap meja diberi nomor tetap. Meja nomor 1 untuk Pak A, nomor 2 untuk Bu B, dan seterusnya. Nomornya tidak berubah.

Begitu juga dengan IP statis. Kamu atau administrator jaringan akan mengatur alamat IP secara manual ke perangkat, dan alamat itu akan selalu sama setiap kali perangkat terhubung ke jaringan.

✅ Kelebihan:

  • Alamat tetap: Cocok untuk perangkat yang perlu diakses terus-menerus, seperti server, printer, kamera CCTV.

  • Mudah diakses jarak jauh: Karena IP-nya tidak berubah.

  • Kontrol penuh: Kamu bisa atur IP sesuai kebutuhan.

❌ Kekurangan:

  • Harus diatur satu per satu: Bisa repot kalau banyak perangkat.

  • Risiko konflik: Jika dua perangkat pakai IP yang sama, keduanya tidak bisa terhubung.

  • Kurang fleksibel: Tidak cocok untuk perangkat yang sering keluar-masuk jaringan.


2. DHCP (Otomatis – Dinamis)

Bayangkan sebuah hotel. Setiap tamu yang datang diberi nomor kamar berbeda. Kalau tamu pergi, kamar bisa dipakai oleh orang lain. Itulah konsep DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol).

DHCP adalah sistem yang secara otomatis memberikan alamat IP ke perangkat. Biasanya, tugas ini dilakukan oleh router WiFi di rumah kamu.

Saat kamu menyalakan HP atau laptop, perangkat itu akan meminta alamat IP, dan server DHCP akan memberikannya. Alamat ini hanya berlaku untuk waktu tertentu (disebut “lease time”). Setelah itu, IP bisa berubah.

✅ Kelebihan:

  • Mudah dan otomatis: Tidak perlu atur manual.

  • Menghindari konflik IP: Karena DHCP memastikan semua IP unik.

  • Efisien dan fleksibel: Cocok untuk tempat umum (kafe, sekolah, kantor).

  • Hemat penggunaan IP: IP yang tidak dipakai bisa digunakan kembali.

❌ Kekurangan:

  • IP bisa berubah: Menyulitkan jika kamu butuh IP yang tetap (misalnya untuk printer).

  • Bergantung pada server DHCP: Kalau router rusak, perangkat baru tidak bisa dapat IP.


📊 Perbandingan Singkat

FiturIP StatisDHCP (Dinamis)
Cara pemberian IPManualOtomatis dari server DHCP
FleksibilitasTidak fleksibel (IP tetap)Fleksibel (IP bisa berubah)
Manajemen jaringanRumit kalau perangkat banyakMudah, cocok untuk banyak perangkat
Risiko konflik IPTinggi jika salah aturRendah, DHCP mengelola konflik
Cocok untukServer, printer, kamera CCTVLaptop, HP, tablet, perangkat umum

🧭 Kesimpulan: Pilih yang Mana?

  • Gunakan DHCP untuk perangkat yang sering terhubung dan terputus, seperti HP, laptop, tablet. Lebih mudah dan praktis.

  • Gunakan IP Statis untuk perangkat yang harus selalu bisa diakses dengan IP tetap, seperti server, printer, atau kamera CCTV.


Kalau kamu mengelola jaringan di rumah, sekolah, atau kantor kecil, biasanya cukup pakai DHCP. Tapi untuk perangkat tertentu yang butuh IP tetap, kamu bisa atur IP statis secara manual atau lewat fitur “Static DHCP” di router.

M.Faaris Qushoyyi - Admin
M.Faaris Qushoyyi - Admin

Penulis di Portfolio Saya .